Kue Semprit Andalan
Berjuang menaklukkan deadline membuat saya nyaris tidak pernah jauh dari laptop. Artikel, naskah buku, serta ulasan berbagai acara, seakan tidak pernah berhenti antre untuk ditulis. Senang? Pastinya. Namun kadang terselip rasa miris saat Mas Rexy, anak saya, bilang: Ma, bikin kue dong, kayak orang-orang. Sungguh, saya merasa bersalah. Akhirnya, di sela-sela waktu yang tidak banyak, saya menyempatkan membuat kue. Bukan kue istimewa ala camilan Lebaran tapi kue kering sederhana yang bisa jadi andalan saya, saat Mas Rexy minta bikin kue. Jadilah kue ini pelipur lara saya yang belum bisa jadi ibu-ibu sempurna seperti yang lainnya.